Minggu, 01 Maret 2009

Cirebon Merayakan 'Perkawinan' Gado-gado dan Soto

Odilia Winneke - detikFood

GB
Jakarta - Anda termasuk penggemar berat gado-gado atau penggila soto ayam? Dalam sajian khas ini semuanya beradu dengan cantik dalam satu piring. Tentu saja rasanya sangat unik. Ada rasa renyah segar sayuran, juga pedas gurih bumbu kacang plus siraman kuah soto yang kuning gurih dengan taburan emping dan kerupuk. Slruup.. gurih enak!

Kecintaan saya pada pasar tradisional seolah mengharuskan saya mampir ke Pasar Kanoman tiap kali mampir ke Cirebon. Pasar yang terletak di depan keraton Kanoman ini punya daya pikat tersendiri. Bukan lantaran dekat dengan toko Manisan Shinta yang ngetop tetapi punya aneka koleksi jajanan yang selalu bikin kangen.

Beragam oleh-oleh khas Cirebon, kerupuk melarat, aneka emping, kerupuk rambak dan aneka camilan dan ikan asin bergelantungan di depan toko. Setelah berbelanja di toko oleh-oleh Bu Yetti, sayapun menuju ke deretan kios-kios buah yang ada di seberang jalan. Rambutan yang besar merah dan buah srikaya ranum bertumpuk ditata di atas meja. Pastinya murah dan manis!

Pandangan saya justru tertumbuk pada kerumunan orang di sebuah geroobak di depan apotik Cirebon. Dua bangku kayu panjangpun disesaki oleh pembeli. Di depan gerobak dari kayu berlapisan kaca hitam tertulis 'Gado-gado Ayam'. Nah, ini dia ada gado-gado favorit saya. Saya pun menempatkan diri dalam barisan antrian.

Saat mendekati gerobak antrian saya celingak-celinguk mencari cobek dan ulegan yang biasa dipakai tukang gado-gado uleg. Wah, ternyata si mas penjual meracik lontong, sayuran langsung di atas piring cekung. Lebih menarik lagi, setelah diberi sedikit sambal kacang, disiram kuah kekuningan dari panci. Terakhir barulah si mas penjual menaburkan suwiran ayam plus emping dan kerupuk kanji.

Hmmm... ini rupanya yang disebut Gado-Gado Ayam. Benar-benar racikan gado-gado yang dikawinkan dengan soto ayam. Bukan gado-gado bermerk ayam! Dengan rasa ingin tahu sayapun mulai menyantap gado-gado ini. Lontongnya cukup lembut kenyal, tauge dan irisan kolnya juga renyah. Bumbu kacangnya tak terlalu pedas. Sementara kuah sotonya menebarkan aroma wangi serai, daun jeruk dan bawang yang semerbak.

Cara menyantap makanan ini memang harus diaduk, benar-benar dikawinkan rasanya. Setelah teraduk rata, sayapun menyantapnya kembali. Tak ada yang aneh tetapi justru ada aksen rasa yang unik. Bahkan emping dan kerupuk yang terendam kuah soto rasanya jadi lembek-lembek gurih. Makin enak setelah tersentuh suwiran daging ayam dari soto yang gurih wangi!

Akhirnya rasa ingin tahu sayapun terjawab. Penjual gado-gado ayam juga mudah ditemui di sepanjang jalan Siliwangi atau R.A Kartini dengan gerobak bertulisan 'Gado-gado Ayam'. Dulunya saya kira mereka penjual gado-gado dengan merk 'Ayam'. Penggemar gado-gado ini juga lumayan banyak. Buktinya penjual gado-gado ayam di pasar Kanoman ini tak pernah sepi pengunjung.

Sebagai penutup acara kawinan gado-gado ayam ini, sayapun memesan semangkuk es duren dari penjaja di sebelah gerobak ini. Es puter berwarna putih ditaruh dalam mangkuk, lalu diberi topping 2 biji buah durian yang langsung diangkat dari belahan buahnya lalu disiram sirop merah Tjampolay khas Cirebon. Rasanya? Hmm.. bukan hanya wangi tetapi legit dingin mengelus lidah!

Lengkap sudah acara makan siang yang sedap di sisi pasar Kanoman ini! Harga yang hasrus saya bayar juga tak mahal. Seporsi gado-gado ayam Rp 7.000,00 dan semangkuk es duren Rp 7.000,00. Saya berencana untuk kembali ke pasar ini lagi esok harinya karena masih ada docang dan kupat tahu yang pengin saya cicipi sebagai menu sarapan!

Gado-Gado Ayam
Jl. Lemahwungkuk
(depan pasar Kanoman, dekat apotik Cirebon)
Cirebon
( dev / Odi )

1 komentar: