Kamis, 02 April 2009

Cirebon Tergoda Wangi Semerbak Kue Tapel

Odilia Winneke - detikFood

GB
Kue Tapel di Wajan
Crepe alias kue dadar khas kota udang ini memang sudah tak banyak penjualnya. Bagai crepe Perancis, kue yang satu ini harus dibuat langsung saat akan disantap. Aroma wangi kelapa dan ketan yang ditipiskan di atas wajan sangat gurih menggoda. Tambahan pisang halus plus gula merah melengkapi kelegitan kue ini. Kres..kres.. legit gurih enak!

Usai menikmati brunch nasi lengko yang sederhana racikan pak Barno di jalan Pagongan, sayapun menyusuri jalan sambil mencari pangkalan becak. Tiba-tiba di ujung gang sempit saya mencium aroma wangi kelapa yang sedang dipanggang. Wah, harum semerbak mengalahkan udara pagi kota Cirebon.

Dua langkah berbalik arah, persis di ujung jalan Alas Demang, nyempil di sudut berukuran sekitar 2x2 meter tampak penjual kue tapel. Papan namanya hanya ditulis di sebuah karton putih kusam 'Kue Tapel Mbak Lena'. Si mbak penjual sedang sibuk menambah potongan kayu bakar pada dua tungku yang ditutup dengan selembar seng kelilingnya. Wajan besi berdiameter sekitar 22 cm berwarna hitam tengah dipanaskan di atas tungku.

Saat mbak Lena menyapa, saya baru ingat bahwa wajah si mbak ini pernah ditayangkan oleh sebuah stasiun TV swasta Jakarta dalam acara kuliner. Ternyata, tidak salah dugaan saya karena menurut cerita mbak Lena ia sudah beberapa kali muncul di acara berita dan kuliner dari beberapa stasiun TV juga majalah. Wah, agaknya si mbak yang sederhana ini sudah mulai ngetop!

Sambil duduk di bangku kayu mungil sayapun mengamati tahapan mbak Lena membuat pesanan kue tapel saya. Untuk kue tapel biasa, harganya Rp 2.000,00 per buah dan untuk yang spesial (banyak pisang) Rp 2.500,00. Karena doyan pisang maka saya tak mau rugi, langsung memesan 6 buah kue tapel spesial.

Wajan besi yang dipanaskan di atas tungku sesekali digosok dengan batu karang agar kerak-kerak adonan hilang. Pertama, 2 sendok makan adonan tepung beras dan kelapa yang lembek dioleskan membentuk lingkaran di atas wajan panas. Satu sendok makan ketan kukuspun ditambahkan, ditipiskan merata di atasnya.

Setengah pisang kapok plus 1 sendok makan gula merah ditaburkan di atasnya. Wajanpun ditutup dan dibiarkan beberapa saat. "Ini supaya pisangnya matang dan gulanya leleh," jelas mbak Lena sambil menipiskan adonan di wajan yang satu.

Aroma wangi sedikit gosong dari kelapa dan ketan mulai menguap dari wajan. Setelah gula leleh, pisangpun dilumatkan bersama gula di atas dadar dan wajan ditutup lagi. Wangi legit bau pisang mulai tercium beradu dengan gurihnya wangi kelapa. Rasanya sudah tak sabar pengin cepat mencicipi. Wajanpun dibuka dan kue dilipat dua lalu diangkat, ditaruh di atas selembar kertas. Perlu kesabaran dalam menanti kue tapel dibuat.

Gigitan pertama, kres... kres terasa lapisan crepe khas Cirebon yang renyah, sedikit keras karena ada paduan ketan. Mirip dengan kerenyahan kerak telor Betawi. Pisang lumat yang wangi dan sedikit lembek karena lelehan gula merah menjadi topping yang serasi. Renyah gurih di bagian luar dan lembut legit di bagian dalam. Kalau dibandingkan dengan crepe pisang ala Semarang alias kue lekker, maka kue tapel ini lebih padat dan renyah.

Dalam beberapa menit, satu kue tapel yang masih mengepulpun berpindah ke lambung saya. Hmm..benar-benar makanan penutup yang pas setelah menyantap seporsi nasi lengko yang gurih.

Mbak Lena menjalani profesi ini karena warisan sang ibu. Sang ibu sendiri sudah 24 tahun berprofesi sebagai penjual kue tapel yang kemudian dilanjutkan mbak Lena yang hingga kini sudah 17 tahun meneruskan usaha ini. Anak perempuannya yang menginjak remaja juga sudah diajari membuat kue khas Cirebon ini. "Di hari-hari libur saya kebanjiran pembeli dan anak saya selalu ikut membantu," demikian cerita mbak Lena.

Untung saja sebagai salah seorang penjual kue tapel khas Cirebon mbak Lena sudah memikirkan regenerasi. Kalau tidak, bukan tak mungkin kue yang sudah agak langka ini akan punah dari koleksi pusaka kuliner kita. Yang jelas, saya masih ingin mencicipi lagi crepe pisang ini tiap kali singgah di kota udang ini.

Kue Tapel Mbak Lena
Jl. Alas Demang III, Cirebon
(tak jauh dari warung nasi lengko pak Barno, Jalan Pagongan)
Buka jam 08.00 – 14.00 (sebaiknya datang jangan lebih dari jam 13.00 karena kue sering habis setelah jam tersebut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar